Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) menjalin kerja sama strategis dengan Lembaga Wali Nanggroe (LWN). Kesepakatan tersebut ditandai melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di Pendopo Wali Nanggroe Aceh, Rabu (10/12/2025).
Prosesi penandatanganan dilakukan oleh Rektor Unmuha, Dr. Aslam Nur, M.A., dan Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al Haythar yang didampingi oleh Stafsus LWN Mohammad Raviq, DPSA, MBA, DEA dan disaksikan Katibul Wali Nanggroe Aceh, Abdullah Hasbullah, S.Ag., M.S.M.
Kerja sama ini mencakup berbagai peluang strategis, meliputi pertukaran informasi akademik, program magang mahasiswa, serta pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal.
Substansi utama kolaborasi menegaskan komitmen kedua lembaga dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi yang relevan dengan nilai budaya Aceh.
Rektor Unmuha, Dr. Aslam Nur, M.A., menyatakan apresiasinya atas terjalinnya sinergi ini. Menurutnya, kolaborasi dengan LWN merupakan langkah visioner untuk memperluas jaringan akademik Unmuha dalam membangun Aceh yang berkemajuan.
“Bagi Unmuha, kemitraan ini merupakan tonggak sejarah penting dalam memperluas ruang pertukaran informasi, penguatan akademik, serta sinergi lintas lembaga,” ujarnya. Ia berharap kerja sama ini menjadi fondasi lahirnya inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat Aceh.
Sejalan dengan itu, Katibul Wali Nanggroe Aceh, Abdullah Hasbullah, menegaskan bahwa kerja sama tersebut merupakan wujud komitmen dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Aceh. “Melalui sinergi ini, kami berharap dapat menghadirkan program-program bermanfaat yang mendukung nilai-nilai keacehan di masa mendatang,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Nanggroe Aceh, PYM Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, mengajak civitas akademika Unmuha untuk berkontribusi aktif dalam memajukan Aceh, termasuk meningkatkan kepedulian terhadap isu pelestarian lingkungan yang memiliki potensi luar biasa. Ia menyoroti ancaman bencana hidrometeorologi yang terjadi terjadi di Aceh di akhir tahun 2025.
Menyikapi bencana yang sedang menimpa Aceh saat ini, jauh sebelumnya, bulan Oktober lau, Wali Nanggroe telah mengingatkan bahwa intensitas cuaca ekstrem, seperti curah hujan tinggi, dapat berdampak pada stabilitas ekonomi, jalur transportasi, dan distribusi kebutuhan pokok.
“Curah hujan tinggi tidak hanya berisiko terhadap keselamatan masyarakat, tetapi juga dapat mengganggu distribusi bahan pokok, BBM, dan obat-obatan,” jelasnya.
Karena itu, ia mengimbau seluruh pihak pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, hingga generasi muda untuk bersama-sama menjaga kekayaan Aceh, terutama kekayaan ekologinya yang sangat melimpah.
“Warisan alam yang kita miliki bukan hanya anugerah, tetapi juga amanah. Dengan kebersamaan, kepedulian, dan komitmen yang kuat, kita dapat memastikan bahwa kekayaan lingkungan Aceh tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi hari ini maupun generasi yang akan datang,” tutup Wali Nanggroe.
Acara penandatanganan MoU turut dihadiri oleh pejabat dari kedua institusi. Dari Lembaga Wali Nanggroe hadir Mohammad Raviq, DPSA, MBA, DEA (Staf Khusus), Zulfikar, S.Sos., M.Si. (Kabag Kerjasama dan Informasi Publik), Cut Husna, S.H. (Kabag Hukum), serta jajaran Kasubbag terkait.
Sementara itu, Rektor Unmuha Dr. H. Aslam Nur, MA, didampingi oleh Dr. Nuzulman, S.E., M.Si. (Wakil Rektor I), M. Yamin, S.E., M.Si. (Wakil Rektor II), Dr. Mirza Murni, S.E., M.M. (Wakil Rektor III), Haru Firdaus, S.E., M.M. (Karo Administrasi Umum), Mimiasri, S.E., M.M. (Karo Administrasi Keuangan), serta Dr. Febyolla Presilawati, S.E., M.M. (Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama Unmuha). [Humas]

