Kasus Influenza A di Kota Banda Aceh menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, jumlah kasus tercatat meningkat dari 1.612 kasus menjadi 1.860 kasus pada bulan September 2025. Peningkatan ini bersumber dari laporan fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh kecamatan di wilayah Kota Banda Aceh.

Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi perluasan penularan, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Kasus Influenza A dengan nomor 443/5020/2025, yang diterbitkan pada 30 Oktober 2025.

Surat tersebut berisi imbauan serta panduan bagi fasilitas kesehatan dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat upaya pencegahan. Langkah tersebut mendapat apresiasi dari kalangan akademisi, salah satunya Dr. Farrah Fahdhienie, SKM., MPH., dosen Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha).

Menurutnya, kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan merupakan langkah yang tepat dan strategis dalam merespons peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang sedang terjadi di masyarakat.

“Dari perspektif epidemiologi, peningkatan kasus Influenza A biasanya dipicu oleh berbagai faktor, seperti perubahan cuaca ekstrem, mobilitas penduduk yang tinggi, serta penurunan imunitas individu, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis,” ujar Dr. Farrah pada Senin, 3 November 2025.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penularan virus Influenza A sangat mudah terjadi melalui droplet atau percikan lendir dari batuk dan bersin, sehingga risiko penyebaran sangat tinggi di tempat-tempat umum seperti sekolah, perkantoran, dan fasilitas kesehatan.

“Oleh karena itu, surveilans aktif, deteksi dini kasus, serta edukasi masyarakat tentang etika batuk, penggunaan masker, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi komponen penting dalam mencegah transmisi penyakit,” tambahnya.

Dr. Farrah juga menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik, namun tetap harus waspada dan disiplin menjaga kesehatan diri. Individu yang mengalami gejala seperti demam, batuk, dan nyeri tenggorokan dianjurkan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan diagnosis serta mencegah penularan lebih lanjut.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya penguatan sistem pelaporan dan koordinasi lintas sektor antara puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium, agar pola penyebaran kasus dapat dipantau secara cepat dan akurat.

Dari perspektif kesehatan masyarakat, situasi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya vaksinasi influenza, khususnya bagi kelompok berisiko tinggi. Upaya pencegahan dan promosi kesehatan perlu dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya pada saat terjadi lonjakan kasus, agar penyebaran penyakit dapat dikendalikan secara efektif.

“Langkah cepat Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh patut diapresiasi. Diharapkan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat memperkuat ketahanan kesehatan kota terhadap ancaman penyakit menular seperti Influenza A,” pungkasnya. (Humas)