Kepala Program Studi Magister Rekayasa Sipil (KaProdi MRS) Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Dr. Firmansyah, ST, MS, Ph.D., berpartisipasi aktif dalam Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-19 (Konteks ke-19) dan Musyawarah Nasional ke-18 Badan Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil Seluruh Indonesia (BMPTTSSI).

Kegiatan berskala nasional ini diselenggarakan di Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), Mataram, Lombok, pada 6–8 November 2025, dengan mengusung tema “Inovasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Bencana dan Pariwisata.”

Forum tersebut menjadi wadah strategis bagi akademisi, peneliti, serta praktisi teknik sipil dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk bertukar gagasan dan memperkuat kontribusi terhadap pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Acara pembukaan secara resmi dilakukan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Indah Dhamayanti Putri, pada Kamis, 6 November 2025.

Dalam salah satu sesi presentasi paralel, Dr. Firmansyah memaparkan hasil riset berjudul “Perencanaan Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki: Studi Kasus SD Negeri Kajhu, Aceh Besar.”

Penelitian tersebut menyoroti permasalahan keselamatan jalan di sekitar kawasan sekolah dasar, khususnya terkait tingginya volume lalu lintas dan ketiadaan fasilitas penyeberangan yang memadai. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan bagi siswa dan pengguna jalan lainnya.

Melalui hasil penelitiannya, Dr. Firmansyah menawarkan pendekatan perencanaan yang dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merancang infrastruktur jalan yang lebih ramah dan aman bagi pejalan kaki, terutama anak-anak sekolah.

Selain forum ilmiah, kegiatan ini juga diisi dengan Musyawarah Nasional (Munas) ke-18 BMPTTSSI yang dilaksanakan pada 7 November 2025. Munas tersebut menjadi ajang penting untuk membahas isu-isu strategis dalam peningkatan mutu dan standardisasi pendidikan tinggi teknik sipil di Indonesia.

Beberapa agenda utama yang menjadi fokus pembahasan antara lain:

1. Implementasi Kurikulum Berbasis Capaian (Outcome-Based Education/OBE)

Pembahasan mengenai penerapan OBE dilakukan untuk menyelaraskan kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri serta standar nasional dan internasional.

2. Pedoman Mata Kuliah Capstone Design (Rancang Bangun)

Agenda ini menyoroti pentingnya penyusunan pedoman Capstone Design sebagai mata kuliah integratif yang menggabungkan berbagai bidang keilmuan teknik sipil—seperti struktur, geoteknik, transportasi, dan sumber daya air—ke dalam satu proyek desain komprehensif.

3. Sosialisasi Peta Gempa Nasional (PuSGeN)

Pembaruan Peta Gempa Nasional oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) menjadi salah satu agenda penting dalam mendukung rancangan infrastruktur tahan gempa, sejalan dengan semangat ketahanan infrastruktur yang diusung dalam tema konferensi.

Dr. Firmansyah menegaskan bahwa keikutsertaan Magister Rekayasa Sipil Unmuha dalam forum nasional ini merupakan langkah strategis untuk memperbarui kurikulum sesuai dinamika industri konstruksi dan kebutuhan pembangunan nasional.

“Partisipasi kami dalam MUNAS BMPTTSSI sangat penting agar kurikulum Magister Rekayasa Sipil Unmuha tetap up to date dan selaras dengan standar nasional terbaru. Penerapan Capstone Design serta integrasi kurikulum mitigasi bencana akan memastikan lulusan kami memiliki kompetensi komprehensif dan siap menghadapi tantangan dunia kerja,” ujar Dr. Firmansyah.

Dengan keterlibatan aktif dalam Konteks ke-19 dan Munas BMPTTSSI, Universitas Muhammadiyah Aceh menegaskan komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, dan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia. (Humas)